Diabetes, yang dikenal dengan tingginya kadar gula darah, telah lama diteliti karena hubungan potensialnya dengan berbagai jenis kanker. Meskipun peranannya dalam patogenesis beberapa jenis kanker masih diperdebatkan, penelitian terbaru mengungkapkan sejumlah hubungan menarik antara obat diabetes dan terapi kanker.


Salah satunya adalah temuan bahwa obat diabetes metformin menunjukkan potensi besar dalam pengobatan kanker prostat, sebuah penyakit yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Hubungan tak terduga antara gangguan metabolik dan terapi kanker ini membuka jalan baru dalam dunia onkologi.


Metformin: Obat Diabetes dengan Potensi Terapi Kanker


Metformin adalah obat yang sering diresepkan untuk mengatasi diabetes tipe 2. Selama ini, metformin telah dikenal efektif dalam mengelola kadar gula darah, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa metformin juga memiliki peran yang tak terduga dalam terapi kanker, khususnya kanker prostat.


Metformin berpengaruh pada beberapa jalur seluler, termasuk jalur AMPK (AMP-activated protein kinase), yang berfungsi mengatur keseimbangan energi dan metabolisme tubuh. Pengaturan ini sangat penting bagi sel kanker, yang sering kali mengandalkan perubahan metabolik untuk mendukung pertumbuhannya yang cepat.


Dampak Metformin pada Sel Kanker Prostat


Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling umum pada pria, yang sering berkembang lambat pada tahap awal, tetapi dapat menjadi lebih agresif dan menyebar seiring waktu. Pengobatan standar seperti terapi penghambat androgen (ADT) efektif pada banyak kasus, namun resistensi terhadap terapi ini sering kali berkembang, sehingga diperlukan pendekatan baru. Beberapa studi telah mulai mengeksplorasi bagaimana efek metformin terhadap metabolisme sel dapat mempengaruhi perkembangan kanker prostat.


Penelitian menunjukkan bahwa metformin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dengan cara menghentikan siklus pembelahan sel dan memicu kematian sel (apoptosis). Sebuah studi penting yang dipimpin oleh Dr. Michael A. Carducci dari Universitas Johns Hopkins menemukan bahwa metformin tampaknya mengganggu mesin molekuler yang digunakan oleh sel kanker untuk tumbuh dan bertahan hidup.


Dengan menurunkan kadar insulin dalam tubuh dan memengaruhi jalur insulin-like growth factor (IGF), metformin menciptakan kondisi yang tidak mendukung perkembangan kanker prostat.


Bukti Klinis: Potensi Metformin dalam Pengobatan Kanker Prostat


Berbagai uji klinis telah mengeksplorasi penggunaan metformin sebagai terapi tambahan untuk kanker prostat, dengan hasil yang menjanjikan. Sebuah uji coba yang dilakukan oleh Mayo Clinic pada tahun 2024 menginvestigasi penggunaan metformin bersama dengan kemoterapi tradisional pada pasien dengan kanker prostat stadium lanjut. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien yang menerima metformin bersama kemoterapi memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak, dengan peningkatan signifikan pada tingkat kelangsungan hidup keseluruhan.


Penelitian lain yang diterbitkan dalam The Lancet Oncology pada awal tahun 2025 meneliti dampak jangka panjang penggunaan metformin pada pasien kanker prostat. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa metformin dapat secara signifikan memperlambat perkembangan penyakit pada pria dengan kanker prostat lokal yang berisiko tinggi mengalami metastasis.


Dr. David S. Morris, salah satu peneliti utama, menyatakan, "Studi ini memberikan bukti bahwa metformin dapat menjadi tambahan yang efektif dan terjangkau untuk rejimen pengobatan kanker prostat saat ini, terutama bagi pasien yang berisiko mengembangkan resistensi terhadap terapi standar."


Mekanisme Kerja Metformin dalam Sel Kanker


Salah satu alasan mengapa metformin berpotensi mengobati kanker adalah kemampuannya untuk mempengaruhi metabolisme seluler. Salah satu efek yang paling mencolok adalah penghambatan jalur mTOR, yang penting untuk pertumbuhan dan proliferasi sel.


Pada kanker prostat, metformin tampaknya menurunkan aktivitas mTORC1, salah satu komponen utama dari jalur mTOR, yang menyebabkan penurunan pertumbuhan tumor. Selain itu, metformin mengaktifkan AMPK, yang memainkan peran krusial dalam sensing energi pada sel, mempromosikan kondisi metabolik yang menghambat kelangsungan hidup dan pertumbuhan sel kanker.


Lebih lanjut, efek anti-inflamasi metformin mungkin juga berkontribusi pada kemampuannya melawan kanker. Peradangan kronis diketahui sebagai faktor risiko utama dalam perkembangan kanker, dan dengan memodulasi respons imun, metformin berpotensi mengurangi peradangan di lingkungan tumor, menjadikannya kurang kondusif bagi sel kanker.


Efek Samping dan Pertimbangan Keamanan


Meskipun metformin umumnya dianggap aman bagi pasien diabetes, penggunaannya dalam pengobatan kanker masih dalam tahap penelitian, dan beberapa potensi efek samping harus dipertimbangkan. Efek samping yang paling umum termasuk masalah gastrointestinal seperti mual, diare, dan ketidaknyamanan perut, yang biasanya akan mereda seiring berjalannya waktu.


Pada kasus yang jarang, metformin telah dikaitkan dengan asidosis laktat, suatu kondisi serius yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Namun, dalam pengobatan kanker prostat, efek samping ini cenderung dapat dikelola, dan manfaatnya sering kali lebih besar daripada risikonya.


Uji klinis telah mengonfirmasi bahwa metformin dapat ditoleransi dengan baik ketika digunakan sebagai bagian dari rejimen kombinasi untuk kanker prostat. Penting untuk dicatat bahwa efek metformin terhadap kanker prostat kemungkinan akan lebih terasa jika digunakan bersama dengan pengobatan kanker lainnya, seperti kemoterapi atau terapi radiasi, daripada hanya sebagai pengobatan tunggal.


Pendapat Ahli dan Arah Penelitian ke Depan


Para ahli umumnya optimis dengan potensi metformin dalam pengobatan kanker prostat, meskipun mereka masih berhati-hati. Dr. Simon N. Williams, seorang ahli onkologi terkemuka dari Universitas Oxford, menyatakan, "Meskipun hasilnya menjanjikan, diperlukan uji coba besar dengan skala yang lebih luas untuk sepenuhnya memahami peran metformin dalam pengelolaan kanker prostat. Namun, biaya rendah dan profil keamanannya yang sudah teruji menjadikannya kandidat menarik untuk penelitian lebih lanjut."


Ke depan, para peneliti sedang mengeksplorasi kombinasi metformin dengan terapi yang lebih terkini, seperti terapi target, imunoterapi, dan kelas obat baru untuk memaksimalkan efektivitasnya dalam kanker prostat. Selain itu, studi yang sedang berlangsung sedang meneliti biomarker yang dapat membantu memprediksi pasien yang paling cocok untuk terapi metformin, sehingga pengobatan dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan individu.


Metformin, yang awalnya digunakan untuk mengobati diabetes, kini berpotensi menjadi bagian penting dalam pengobatan kanker prostat. Dengan harga yang terjangkau, mudah diakses, dan semakin banyak bukti klinis yang mendukung, metformin dapat menjadi pilihan terapi yang efektif untuk meningkatkan hasil pengobatan dan kelangsungan hidup pasien kanker prostat. Penelitian lebih lanjut akan terus memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan metformin dalam rejimen pengobatan kanker prostat yang lebih personal.