Di tahun 2025, transaksi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari belanja online, pembayaran lewat ponsel, hingga aktivitas perbankan digital, semuanya memudahkan, namun juga membawa risiko baru yang harus diwaspadai.
Keamanan data finansial, khususnya informasi kartu kredit, kini menjadi prioritas utama karena para pelaku kejahatan siber semakin lihai dan canggih.
Tak sedikit pengguna yang menjadi korban pencurian data akibat kelalaian dalam menjaga informasi pribadi. Jika Anda tidak ingin jadi korban berikutnya, penting untuk mengetahui langkah-langkah strategis dalam menjaga keamanan data kartu kredit. Simak tips berikut ini agar data Anda tetap aman!
1. Tingkatkan Keamanan Akun Online dengan Teknologi Terbaru
Di masa sekarang, kata sandi sederhana sudah tidak cukup untuk menjaga akun Anda tetap aman. Pakar keamanan siber menyarankan penggunaan perlindungan berlapis agar akun tidak mudah diretas. Salah satu cara efektif adalah menerapkan otentikasi multi-faktor (MFA) yang menambahkan lapisan keamanan ekstra selain kata sandi.
Gunakan aplikasi pengelola kata sandi untuk membuat kombinasi kata sandi yang kompleks . Aplikasi ini biasanya juga menyediakan fitur pemantauan di dark web, sehingga Anda bisa segera mengetahui jika ada kebocoran data pribadi. Selain itu, hindari menggunakan SMS untuk kode verifikasi. Sebaiknya gunakan aplikasi autentikasi seperti Google Authenticator atau Authy karena lebih sulit disadap.
2. Waspadai Penipuan Phishing yang Menyamar Jadi Layanan Keuangan
Phishing menjadi salah satu metode penipuan paling umum dan terus berevolusi. Di tahun 2025, banyak penjahat siber yang memanfaatkan teknologi AI untuk membuat pesan palsu yang tampak meyakinkan. Bisa berupa email, pesan instan, atau bahkan telepon yang menyamar sebagai pihak bank atau layanan e-commerce.
Jangan mudah percaya dengan pesan yang meminta informasi pribadi atau data keuangan. Cek ulang alamat email atau nomor pengirim, dan hindari mengklik tautan secara langsung. Bila ragu, kunjungi langsung situs resmi perusahaan tersebut dan hubungi layanan pelanggan dari kontak yang terverifikasi.
3. Rutin Cek Mutasi Rekening dan Laporan Kredit
Banyak kasus pencurian data kartu kredit terdeteksi setelah korban menemukan transaksi mencurigakan di mutasi rekening. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memeriksa laporan keuangan secara berkala.
Layanan pemantauan kredit seperti LifeLock atau IdentityForce menjadi solusi untuk memberi notifikasi saat ada aktivitas yang mencurigakan. Bila terjadi pelanggaran data atau Anda merasa kartu digunakan secara ilegal, segera bekukan kartu dan laporkan ke pihak bank agar transaksi bisa dibatalkan atau diblokir secepat mungkin.
4. Belanja Online Mengunakan Metode Pembayaran Aman
E-commerce memang menawarkan kenyamanan, tapi risiko penipuan pun meningkat. Situs palsu atau serangan siber seperti skimming dan man-in-the-middle masih menjadi ancaman serius. Untuk menghindarinya, pastikan situs tempat Anda berbelanja menggunakan protokol HTTPS yang menunjukkan koneksi aman.
Gunakan kartu virtual atau platform pembayaran terpercaya seperti e-wallet untuk menyamarkan informasi asli kartu Anda. Teknologi tokenisasi juga mulai banyak diterapkan dalam aplikasi pembayaran untuk melindungi data pengguna. Selain itu, pastikan ponsel Anda dilindungi oleh fitur keamanan biometrik seperti pemindai sidik jari atau pengenalan wajah.
5. Gunakan VPN Saat Mengakses Internet di Jaringan Publik
Wi-Fi publik memang praktis, tapi seringkali menjadi tempat favorit pelaku kejahatan siber untuk mengintai korban. Saat Anda terhubung ke jaringan terbuka tanpa perlindungan, risiko pencurian data, termasuk informasi kartu kredit, meningkat drastis.
Jika harus menggunakan Wi-Fi umum, aktifkan Virtual Private Network (VPN). VPN akan mengenkripsi koneksi internet, sehingga data tidak mudah diakses oleh pihak ketiga. Banyak layanan VPN saat ini yang ramah pengguna dan menawarkan harga terjangkau.
6. Aktifkan Notifikasi dan Fitur Deteksi Penipuan dari Bank
Banyak bank telah menerapkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi transaksi mencurigakan secara real-time. Pastikan Anda mengaktifkan notifikasi untuk setiap transaksi, terutama untuk nominal besar atau aktivitas di lokasi yang tidak biasa.
Beberapa aplikasi perbankan kini juga menyediakan fitur “bekukan kartu” secara instan melalui aplikasi. Fitur ini sangat membantu jika kartu Anda hilang atau dicurigai disalahgunakan, karena Anda bisa segera menghentikan akses terhadap kartu tersebut hanya dalam beberapa detik.
7. Hindari Tawaran Kartu Kredit Palsu dan Pinjaman Menggiurkan
Waspadai penawaran kartu kredit atau pinjaman dengan iming-iming bunga rendah atau proses cepat yang muncul di media sosial atau pesan langsung. Penawaran palsu ini biasanya menargetkan korban dengan permintaan data pribadi atau pembayaran di muka.
Jika Anda mendapat tawaran yang terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, sebaiknya verifikasi dulu keaslian penyedianya. Jangan pernah memberikan data pribadi seperti nomor kartu kredit atau NIK kepada pihak yang tidak dikenal.
Di tengah berkembangnya teknologi dan meningkatnya aktivitas digital, melindungi informasi kartu kredit menjadi tanggung jawab yang tak bisa diabaikan. Dengan menerapkan langkah-langkah seperti MFA, pemantauan akun secara berkala, menggunakan VPN, dan tetap waspada terhadap berbagai bentuk penipuan, Anda bisa menjaga keamanan finansial di era digital ini.
Teruslah memperbarui wawasan tentang keamanan digital dan gunakan fitur-fitur terbaru yang ditawarkan oleh penyedia layanan keuangan. Dengan begitu, Anda bisa menikmati kenyamanan transaksi online tanpa harus khawatir akan risiko pencurian data.