Kalau Anda pernah nonton Olimpiade, pasti Anda pernah melihat momen mengharukan saat para atlet naik podium dan menerima medali emas.


Banyak orang mungkin mengira medali itu terbuat dari emas murni. Tapi ternyata, kenyataannya tidak begitu, lho! Penasaran? Yuk, kita bahas lebih dalam!


Kenapa Bukan Emas Murni?


Alasan utama kenapa medali emas tidak dibuat dari emas murni adalah karena biaya. Harga emas sangat mahal dan terus naik. Kalau semua medali emas dibuat full dari emas, biaya yang dibutuhkan akan luar biasa besar.


Bayangkan saja, satu medali emas murni bisa bernilai puluhan ribu dolar Amerika. Kalau ada ratusan medali yang perlu disiapkan, biayanya bisa bikin panitia kelimpungan. Karena itu, digunakan cara yang lebih hemat tapi tetap terlihat mewah.


Selain itu, makna Olimpiade bukan cuma soal hadiah mahal. Olimpiade adalah ajang yang menjunjung tinggi semangat sportivitas, kerja keras, dan persahabatan antarnegara.


Jadi, Medali Emas Terbuat dari Apa?


Menurut aturan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), setiap medali emas minimal harus mengandung 6 gram emas. Tapi, bahan utamanya sebenarnya adalah perak. Setelah itu, perak itu dilapisi emas tipis agar warnanya jadi seperti emas asli.


Sebagai contoh, pada Olimpiade Tokyo 2020, satu medali emas terdiri dari sekitar 550 gram perak dan 6 gram emas. Kalau dihitung-hitung, total nilai materialnya sekitar 700 dolar AS atau 5000 yuan Tiongkok. Walaupun kandungan emasnya tidak banyak, penampilannya tetap mewah dan bikin bangga.


Alasan Penghematan


Kalau dipikir-pikir, langkah ini memang masuk akal. Satu medali emas murni saja harganya bisa sekitar 20.000 yuan Tiongkok atau 2800 dolar AS. Kalau ada lebih dari 300 medali emas yang harus dibuat, biaya keseluruhannya bisa membengkak hingga ratusan juta dolar.


Dengan memakai perak berlapis emas, biaya bisa ditekan tanpa mengurangi kesan istimewa dari medali itu sendiri. Jadi, atlet tetap bangga, panitia pun tidak tekor!


Desain Medali yang Selalu Menarik


Setiap Olimpiade punya desain medali yang berbeda-beda, sesuai dengan karakter negara tuan rumah. Misalnya, pada Olimpiade Tokyo 2020, Jepang membuat inovasi dengan memakai bahan dari barang elektronik bekas seperti ponsel dan laptop.


Selain keren, ini juga jadi pesan kuat soal pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi limbah, apalagi dengan tantangan cuaca dingin yang makin sering terjadi belakangan ini.


Meskipun medali emas tidak sepenuhnya emas, bukan berarti nilainya berkurang. Justru, yang membuat medali itu berharga adalah perjuangan, dedikasi, dan pengorbanan para atlet untuk mencapainya.


Saat atlet berdiri di podium sambil mengalungkan medali emas, itu adalah simbol dari kerja keras bertahun-tahun, bukan sekadar benda mahal yang diperebutkan.