Sudah mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badan tapi hasilnya tetap mengecewakan? Anda bukan satu-satunya. Banyak orang merasa frustrasi karena berat badan tak kunjung turun, padahal sudah diet ketat dan rajin olahraga. Pernah merasa berkata, “Saya sudah coba semuanya!” atau “Diet ini tidak berhasil!”?


Faktanya, menurunkan berat badan bukan semata soal makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak. Ada banyak kesalahan tersembunyi yang justru menghambat proses penurunan berat badan tanpa Anda sadari. Artikel ini akan membongkar lima kesalahan besar yang sering dilakukan saat mencoba menurunkan berat badan.


1. Salah Hitung Defisit Kalori: Musuh Utama Penurunan Berat Badan


Banyak orang mengira bahwa dengan makan lebih sedikit, berat badan pasti akan turun. Sayangnya, kenyataan tidak sesederhana itu. Sering kali, seseorang merasa sudah makan sedikit, padahal asupan kalorinya masih sama atau bahkan lebih tinggi dari sebelumnya.


Contohnya, mengganti makanan cepat saji dengan salad dan dada ayam mungkin terdengar sehat. Tapi jika porsinya berlebihan atau ditambah saus tinggi kalori, maka kalori yang dikonsumsi bisa tetap tinggi. Bahkan makanan yang dianggap sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, atau smoothies bisa jadi jebakan kalori tersembunyi jika tidak dikontrol dengan baik.


Solusinya? Pastikan Anda benar-benar memahami kebutuhan kalori harian dan menciptakan defisit kalori yang realistis dan berkelanjutan. Hindari makanan olahan, saus, atau camilan yang kaya lemak dan gula tersembunyi.


2. Terlalu Terburu-Buru Ingin Kurus: Jalan Pintas yang Berujung Gagal


Ingin cepat kurus? Anda tidak sendirian. Banyak orang tergoda untuk menjalani diet ekstrem agar bisa melihat hasil dalam waktu singkat. Tapi perlu diingat, penurunan berat badan yang terlalu cepat justru sering berujung pada kegagalan jangka panjang.


Membatasi asupan kalori terlalu drastis bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi, kehilangan massa otot, merasa lelah, mudah marah, hingga gangguan hormon. Bahkan, berat badan yang sempat turun drastis cenderung naik kembali setelah diet berakhir.


Idealnya, defisit kalori tidak lebih dari 500 kalori per hari, agar proses penurunan berat badan tetap aman dan stabil. Penurunan berat badan secara bertahap juga membantu Anda membangun kebiasaan sehat yang bertahan lama.


3. Makan Terlalu Sedikit: Bukannya Kurus, Malah Stagnan!


Ini mungkin terdengar berlawanan dengan logika, tapi makan terlalu sedikit bisa jadi penyebab utama berat badan tidak turun. Saat tubuh kekurangan energi secara ekstrem, sistem metabolisme akan melambat. Tubuh Anda akan memasuki mode “hemat energi” atau starvation mode, di mana semua kalori disimpan karena merasa terancam kelaparan.


Bukan hanya itu, kekurangan kalori bisa menyebabkan pusing, lemas, kurang fokus, hingga memperburuk mood. Hal ini tentu saja tidak baik untuk keberhasilan jangka panjang dalam menurunkan berat badan.


Sebagai gantinya, konsumsilah makanan bergizi seimbang dalam porsi yang tepat. Utamakan protein, serat, dan lemak sehat dalam jumlah yang sesuai agar tubuh tetap berenergi dan metabolisme tetap aktif.


4. Kurang Bergerak: Musuh Diam-Diam Penurunan Berat Badan


Meskipun pola makan memainkan peran besar, kurangnya aktivitas fisik juga bisa menjadi hambatan besar dalam menurunkan berat badan. Gaya hidup duduk terus-menerus membuat pembakaran kalori melambat. Akibatnya, walau diet Anda sudah benar, hasilnya tetap tidak optimal.


Kabar baiknya, Anda tidak perlu langsung ikut kelas olahraga ekstrem. Cukup mulai dari hal sederhana, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, menggunakan tangga daripada lift, atau melakukan peregangan ringan setiap jam.


Jika ingin hasil yang lebih maksimal, tambahkan latihan kekuatan (strength training) untuk membangun otot. Otot membakar lebih banyak kalori, bahkan saat Anda sedang beristirahat.


5. Kurang Tidur: Kesalahan yang Sering Diabaikan


Banyak orang mengabaikan pentingnya tidur dalam proses menurunkan berat badan. Padahal, kurang tidur dapat mengacaukan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Saat Anda kurang tidur, hormon leptin (yang memberi sinyal kenyang) menurun, sementara hormon ghrelin (yang memicu rasa lapar) meningkat. Hasilnya? Anda jadi lebih sering lapar dan cenderung menginginkan makanan tinggi gula atau lemak.


Selain itu, kurang tidur juga meningkatkan kadar hormon stres (kortisol), yang bisa memperlambat metabolisme dan menyebabkan penumpukan lemak, terutama di sekitar perut.


Pastikan Anda tidur cukup setiap malam, idealnya 7–8 jam, untuk mendukung metabolisme dan menyeimbangkan hormon secara alami.


Menurunkan berat badan memang bukan proses yang instan, tapi sangat mungkin jika Anda tahu cara yang tepat. Hindari lima kesalahan besar di atas, mulai dari salah hitung kalori hingga kurang tidur, dan gantikan dengan kebiasaan sehat yang bisa dijalankan secara konsisten.