Mendaki di tengah cuaca terik memang bisa menjadi petualangan yang seru sekaligus menguras tenaga. Tapi ada satu hal penting yang sering dilupakan oleh para pecinta alam: menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Meskipun jarang terdengar ada pendaki yang mengalami dehidrasi parah, bukan berarti Anda bisa santai saja. Dehidrasi ringan saja sudah cukup untuk membuat tubuh lesu, sulit berpikir jernih, bahkan menurunkan semangat.
Yang jadi masalah, banyak orang baru merasa butuh minum setelah tenggorokannya kering. Padahal, saat Anda merasa haus, itu tandanya tubuh sudah mengalami kekurangan cairan. Maka dari itu, minumlah secara rutin walau belum merasa haus. Tapi ingat, jangan sampai minum air terlalu banyak sekaligus karena justru bisa membahayakan tubuh.
Pilih Wadah Minum yang Tepat, Jangan Asal Bawa Botol!
Selama perjalanan, wadah air akan menjadi teman setia Anda. Maka dari itu, jangan remehkan bentuk dan jenisnya. Wadah yang tepat bisa membuat aktivitas minum jadi lebih praktis dan efisien.
Biasanya, ada dua pilihan populer: botol minum dan kantong hidrasi (hydration bladder). Masing-masing punya keunggulan dan kekurangannya. Jadi, apa yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilih?
Kenali Jenis Botol Minum: Lebih dari Sekadar Wadah
Meski bentuknya mirip, tidak semua botol minum aman atau nyaman digunakan. Mari kenali lebih dalam perbedaan berdasarkan bahan dan desainnya.
Plastik vs Logam, Mana yang Lebih Aman?
Botol plastik cenderung ringan dan mudah dibawa. Tapi hati-hati, tidak semua plastik aman. Hindari menggunakan botol plastik bekas air mineral karena bahan dasarnya bisa melepaskan zat kimia berbahaya saat terkena panas. Pilihlah botol dengan label BPA-free, terutama yang berbahan Tritan, PES, atau PA.
Botol logam, khususnya dari bahan stainless steel, lebih tahan panas dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Tapi sisi minusnya, bobotnya lebih berat dan bisa cepat panas jika diisi air panas, sehingga berisiko melukai tangan atau bibir.
Mengenal Kode Plastik: Penting untuk Kesehatan
Coba lihat bagian bawah botol plastik Anda, biasanya ada simbol segitiga dengan angka di tengah. Itu adalah kode jenis plastik.
- (PET): Umumnya dipakai pada botol air minum kemasan. Tidak disarankan untuk digunakan kembali.
- (PP): Aman untuk digunakan berulang kali dan tahan panas.
- (Other): Campuran jenis plastik. Hindari jika mengandung PC (polycarbonate), karena bisa melepaskan BPA. Tapi kalau berbahan Tritan, justru aman.
Mulut Botol: Lebar vs Sempit
- Mulut lebar: Lebih mudah saat menuang dan mencuci, tapi rawan tumpah saat minum sambil berjalan.
- Mulut sempit: Lebih praktis saat diminum langsung, tapi repot saat diisi ulang.
Beberapa desain baru kini menggabungkan keduanya, mulut besar untuk isi ulang, dan tutup kecil untuk minum. Solusi cerdas, bukan?
Botol Sedotan atau Langsung Teguk? Pilih Sesuai Gaya Anda
Jika Anda sering minum sambil tetap berjalan, botol dengan sedotan atau bite-valve sangat membantu. Cukup gigit ujungnya dan air akan mengalir ke mulut Anda tanpa perlu membuka tutup. Cara ini juga lebih higienis dan praktis.
Faktanya, penggunaan botol dengan sedotan bisa membuat seseorang minum hingga 24% lebih banyak dibandingkan menggunakan botol biasa.
Botol Kaku vs Botol Lentur
- Botol keras (rigid): Tahan banting, tidak mudah bocor, dan lebih awet. Tapi berat dan kaku.
- Botol lentur (soft): Ringan dan bisa dilipat saat kosong. Cocok untuk kegiatan ultralight hiking. Hanya saja, ujung botol lebih mudah kotor jika tidak dilindungi.
Hydration Bladder: Solusi Minum Tanpa Henti
Kalau Anda mendaki rute panjang dan ingin tetap terhidrasi tanpa harus sering berhenti, kantong hidrasi dengan selang adalah pilihan ideal. Biasanya disimpan di dalam ransel dan memiliki selang yang bisa diarahkan ke bahu agar mudah diakses.
Keunggulan:
- Bisa minum sambil berjalan
- Minum jadi lebih konsisten
- Ransel terasa lebih seimbang
Kekurangan:
- Sulit dibersihkan
- Isi ulang butuh waktu
- Tidak bisa langsung terlihat sisa airnya
Tidak ada jawaban pasti mana yang terbaik, semua kembali pada jenis aktivitas dan kenyamanan pribadi Anda. Jika perjalanan panjang dan Anda butuh kemudahan saat minum, hydration bladder bisa jadi pilihan terbaik. Tapi kalau Anda suka kemudahan isi ulang dan lebih fleksibel saat istirahat, botol minum tentu lebih cocok.