Pernahkah Anda merasa ragu tentang bagaimana penampilan Anda dalam percakapan setelah selesai berbicara? Terkadang, meskipun kita tahu apa yang sedang kita bicarakan, cara kita menyampaikan pesan bisa memberi kesan yang berbeda.
Kadang-kadang, kebiasaan berbicara yang tampaknya sepele justru bisa mengurangi kesan profesionalisme. Kali ini, kita akan membahas 9 kebiasaan berbicara yang bisa membuat Anda terlihat kurang meyakinkan, dan bagaimana cara memperbaikinya agar pesan Anda tetap tajam dan memberikan kesan yang lebih kuat!
1. Hindari Mengatakan “Saya Pikir” Ketika Anda Yakin
Bayangkan Anda sedang bertanya kepada bos Anda apakah ada yang perlu Anda bantu sebelum pergi, dan mereka menjawab, “Saya pikir sudah tidak ada.” Apa maksudnya? Apakah mereka yakin atau masih ragu? Ketika kita menambahkan kata-kata seperti “Saya pikir,” kita secara tidak langsung memberi kesan bahwa kita tidak yakin. Jika Anda sudah yakin dengan sesuatu, katakan saja tanpa keraguan. Alih-alih mengucapkan “Saya pikir ini sudah selesai,” lebih baik katakan “Ini sudah selesai.” Ucapkan dengan tegas dan percaya diri, dan Anda akan memberikan kesan yang jauh lebih kuat.
2. Jangan Terlalu Sering Minta Maaf Tanpa Alasan
Pernahkah Anda mengatakan, “Maaf mengganggu,” saat melakukan pekerjaan yang sebenarnya adalah bagian dari tugas Anda? Terkadang, kita terlalu sering meminta maaf tanpa alasan yang jelas, dan ini bisa memberi kesan kurang percaya diri. Kecuali jika Anda benar-benar melakukan kesalahan atau mengganggu orang lain, tidak perlu meminta maaf. Misalnya, jika Anda ingin bertanya kepada rekan kerja atau klien, coba gantikan dengan, “Apakah Anda ada waktu sebentar?” Lebih sopan tanpa harus merendahkan diri Anda.
3. Jangan Mulai dengan Keraguan
Memulai percakapan dengan kalimat seperti “Saya tidak yakin ini benar, tapi…” bisa membuat pendengar meragukan Anda. Jika Anda merasa ragu, lebih baik ambil waktu sejenak untuk mengumpulkan pemikiran Anda. Namun, jika Anda merasa yakin dengan pendapat atau saran Anda, langsung saja sampaikan. Kalimat seperti “Ini yang saya sarankan…” atau “Saya kira pendekatan ini akan efektif…” terdengar jauh lebih percaya diri dan jelas.
4. Jangan Meragukan Diri Sendiri di Akhir Kalimat
Mengakhiri kalimat dengan “Tapi saya juga tidak yakin” atau “Mungkin saya salah” bisa membuat kesan yang lemah. Bahkan profesional sekalipun terkadang terjebak dalam kebiasaan ini. Misalnya, seorang dokter yang menjelaskan prosedur medis dan kemudian berkata, “Wah, saya nggak percaya saya bisa menjelaskan ini dengan jelas!” malah bisa membuat pasien meragukan kemampuannya. Jika Anda sudah memberikan informasi yang valid dan jelas, percayalah bahwa itu sudah cukup dan biarkan kalimat Anda berdiri sendiri tanpa keraguan.
5. Hindari Pertanyaan yang Tidak Perlu Setelah Berbicara
Kadang-kadang kita bertanya, “Ini adil, kan?” atau “Menurut Anda, ini pilihan terbaik, bukan?” Kalimat seperti ini justru menunjukkan keraguan pada pendapat kita sendiri. Jika Anda yakin dengan pilihan atau pendapat Anda, ucapkan saja dengan tegas. Orang akan lebih cenderung setuju dengan Anda jika Anda menyampaikan sesuatu dengan penuh keyakinan.
6. Pilih Kata yang Tepat, Hindari Bahasa Kasar
Saat emosi sedang tinggi, kita seringkali mengucapkan kata-kata yang kasar atau menggunakan bahasa yang tidak profesional. Walaupun terkadang itu terasa lega, dampaknya bisa merusak citra kita. Daripada meluapkan perasaan dengan kata-kata yang tajam, coba tarik napas sejenak dan pilih kata-kata yang lebih kalem dan penuh kontrol. Pesan Anda akan lebih diterima dengan cara yang lebih bijaksana.
7. Kurangi Penggunaan Kata Pengisi yang Tidak Perlu
“Uh... um... maksud saya... seperti...” Kita semua kadang menggunakan kata pengisi ini ketika sedang berpikir. Namun, jika terlalu sering, ini bisa memberi kesan bahwa kita tidak yakin. Ingat, diam bukanlah musuh Anda. Alih-alih menggunakan kata pengisi, manfaatkan waktu sebentar untuk berpikir sebelum melanjutkan bicara. Diam sejenak bisa memberi kesan lebih tenang dan percaya diri, dan audiens Anda akan menghargai kejernihan pikiran Anda.
8. Hindari Menggunakan Kalimat yang Terasa Memaksa Seperti “Anda Harus”
Kalimat seperti “Anda harus…” seringkali terdengar menggurui dan bisa menimbulkan kesan negatif. Misalnya, mengatakan “Anda harus lebih rapi dalam bekerja” bisa terasa seperti kritik yang tidak konstruktif. Sebagai gantinya, cobalah menggunakan kalimat seperti “Mungkin kita bisa mencoba…” atau “Saya sarankan untuk…” yang lebih terkesan kolaboratif dan mengundang diskusi, bukan perintah.
9. Hati-hati dengan Bahasa yang Mengandung Bias Gender
Terkadang, kita tidak sadar menggunakan istilah yang bisa menimbulkan kesan ketidaksetaraan, seperti menyebut seseorang dengan sebutan “gadis” atau “wanita” secara tidak tepat. Sebaiknya, gunakan sebutan yang lebih profesional dan menghormati. Alih-alih mengatakan, “Eh, cewek, bisa bantu saya?” lebih baik langsung menggunakan nama orang tersebut atau mengatakan “Bisakah Anda bantu saya?” dengan cara yang lebih sopan dan netral.
Kenapa Perubahan Kecil Ini Bisa Berdampak Besar?
Kata-kata yang kita pilih dapat memengaruhi bagaimana orang lain melihat kita. Bahkan perubahan kecil dalam cara berbicara dapat membuat perbedaan besar dalam citra diri kita. Dengan mengurangi kata-kata yang tidak perlu, menghindari pengisi, dan berbicara dengan lebih percaya diri, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan mendapatkan lebih banyak kepercayaan dari orang lain.
Bagaimana dengan Anda? Dari sembilan kebiasaan ini, berapa banyak yang sering Anda lakukan? Cobalah tantangan untuk minggu ini: pilih satu atau dua kebiasaan yang ingin Anda ubah dan lihat bagaimana perubahan tersebut memengaruhi percakapan Anda. Percayalah, orang akan mulai merasakan perbedaan yang besar! Kita semua sedang berusaha menjadi lebih baik, dan saya sangat ingin mendengar bagaimana tips ini membantu Anda. Mari berbagi pengalaman dan tumbuh bersama dalam perjalanan ini!